Program KB di Indonesia
D
S
U
S
U
N
Oleh :
Sylvia Mega
Criselda Simanjuntak
Akademi
kebidanan pemko tebing tinggi
T.A 2012/2013
Pengertian:
KB
- Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).
- Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
- WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk: Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Program
KB
Pengertian Program Keluarga
Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera.
Program KB adalah bagian yang terpadu
(integral) dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan
kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar
dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional
(Depkes,1999).
Program KB nasional berubah menjadi gerakan KB nasional yaitu gerakan masyarakat
yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi
aktif dalam melembagakan dan membudayakan NKKBS dalam rangka meningkatkan mutu
sumber daya manusia Indonesia. (Sarwono,1999).
Tujuan
Program KB
- Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
- Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
- Keluarga dengan anak ideal
- Keluarga sehat
- Keluarga berpendidikan
- Keluarga sejahtera
- Keluarga berketahanan
- Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
- Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
Sasaran
Program KB
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran
langsung dan sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.
Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk
menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara
berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan
pengelola KB, dengan tujuan menurunkan
tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam
rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.
- Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.
- Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
- Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%.
- Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5persen.
- Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
- Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
- Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
- Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.
- Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional.
Ruang
Lingkup Program KB
1. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
2. Konseling
3. Pelayanan Kontrasepsi
4. Pelayanan Infertilitas
5. Pendidikan sex (sex education)
6. Konsultasi pra perkawinan dan
konsultasi perkawinan
7. Konsultasi genetik
8. Tes keganasan
9. Adopsi
sStrategi
Pendekatan dan Cara Operasional Program Pelayanan KB
Strategi pendekatan dalam program
keluarga berencana antara lain :
1.
Pendekatan kemasyarakatan (community approach).
Diarahkan untuk
meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat (kepedulian) yang dibina
dan dikembangkan secara berkelanjutan.
2.
Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach)
Mengkoordinasikan berbagai
pelaksanaan program KB
dan pembangunan
keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang
sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.
3.
Pendekatan integrative (integrative approach)
Memadukan pelaksanaan kegiatan
pembangunan agar dapat mendorong dan
menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat menguntungkan
dan memberi manfaat pada semua pihak.
4.
Pendekatan kualitas (quality approach)
Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider)
dan penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.
5.
Pendekatan kemandirian (self rellant approach)
Memberikan peluang kepada sektor
pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu untuk segera mengambil alih
peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB nasional.
6.
Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach)
Strategi tiga dimensi program KB sebagai pendekatan program KB nasional, dimana program tersebut
atas dasar survey pasangan usia subur di Indonesia terhadap ajakan KIE yang
terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
a.
15% PUS langsung merespon “ya” untuk ber-KB
b.
15-55% PUS merespon ragu-ragu“ untuk ber-KB
c.
30 % PUS merespon "tidak“ untuk ber-KB
Strategi tiga dimensi dibagi dalam tiga tahap
pengelolaan program KB
sebagai berikut :
a. Tahap
perluasan jangkauan
Pola tahap ini penggarapan program lebih difokuskan lebih kepada sasaran :
1)
Coverage wilayah
Penggarapan
wilayah adalah penggarapan program KB lebih diutamakan pada
penggarapan wilayah potensial, seperti wilayah Jawa, Bali dengan kondisi jumlah
penduduk dan laju pertumbuhan yang besar
2)
Coverage khalayak
Mengarah kepada
upaya menjadi akseptor KB
sebanyak-banyaknya. Pada tahap ini pendekatan pelayanan KB didasarkan pada
pendekatan klinik
b. Tahap pelembagaan
Tahap ini untuk mengantisipasi keberhasilan pada tahap potensi yaitu tahap
perluasan jangkauan. Tahap coverage wilayah diperluas jangkauan propinsi luar
Jawa Bali. Tahap ini inkator kuantitatif kesertaan ber-KB pada kisaran 45-65 %
dengan prioritas pelayanan kontrasepsi dengan metode jangka panjang, dengan
memanfaatkan momentum-momentum besar
Pada tahap coverage wilayah diperluas jangkauan propinsi seluruh Indonesia. Sedangkan tahap coverage khalayak diperluas jangkauan
sisa PUS yang menolak, oleh sebab itu pendekatan program KB dilengkapi dengan
pendekatan Takesra dan Kukesra
1. Pelayanan komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE)
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan
penerangan konseling, advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan) dan penerangan
massa melalui media cetak, elektronik.
Dengan penerangan, motivasi diharapkan meningkat sehingga terjadi
peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam berKB, melalui pendewasaan
usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
Dikembangkan program reproduksi
keluarga sejahtera. Para wanita baik sebagai calon ibu atau ibu, merupakan
anggota keluarga yang paling rentan mempunyai potensi yang besar untuk
mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang tepat dan benar dalam mempertahankan
fungsi reproduksi.
Reproduksi sehat sejahtera adalah suatu
keadaan sehat baik fisk, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal
yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi. Bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit
dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki
hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara
keluarga dengan lingkungan.
Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu: pengembangan gerakan KB
yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat sejahtera dan gerakan keluarga
sadar HIV/AIDS.
Pengayoman, melalui program ASKABI (Asuransi
Keluarga Berencana
Indonesia), tujuan agar merasa aman dan terlindung apabila terjadi komplikasi
dan kegagalan.
3.
Peran serta masyarakat
dan institusi pemerintah
PSM ditonjolkan (pendekatan
masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah (Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).
4.
Pendidikan KB
Melalui jalur pendidikan (sekolah)
dan pelatihan, baik petugas KB, bidan,
dokter berupa pelatihan konseling dan keterampilan.
Dampak
Program KB
Program
keluarga berencana
memberikan dampak,
yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak;
Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi;
Peningkatan kesejahteraan keluarga;
Peningkatan derajat kesehatan;
Peningkatan mutu dan layanan KB-KR;
Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan
dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan
lancar.
Referensi
·
Arjoso, S. Rencana Strategis
BKKBN. Maret, 2005.
·
BKKBN, 1999. Kependudukan KB
dan KIA. Bandung, Balai Litbang.
·
NRC-POGI, 1996. Buku Acuan
Nasional Pelayanan Keluarga Berencana.
·
Makalah Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia.
·
bkkbn.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar